Pagi itu hari senin tanggal 29 september 2014 tepat pukul 07.00, suasana hangat begitu terasa di halaman SDN Sarangan 3, tempat kami para relawan Kelas Inspirasi Magetan disambut dengan antusias oleh murid-murid SDN Sarangan 3. Meskipun sekolah ini berada tepat dikaki gunung Lawu, tepatnya di lingkungan Singolangu, Kec. Plaosan, Kab. Magetan, tempat yang lebih tinggi daripada Telaga Sarangan,tetapi kehangatan begitu terasa ditengah-tengah kami. Baru saja motor kami parkir, anak-anak sudah berjajar menghampiri kami untuk salim satu per satu. Wow kami sangat exited dengan peristiwa ini. Nampaknya salim ini sudah dibudayakan di SD ini. Bukan saja kepada kami sang tamu, akan tetapi pemandangan yang sama juga terlihat ketika ada guru yang datang setelah kami. Mereka berjajar menghampiri Guru itu kemudian salim satu per satu. Sebuah pendidikan budi pekerti yang baik.
Hari inspirasi dimulai dengan upacara bendera dilanjutkan permainan dihalaman sekolah. Riang gembira dan antusiasme anak-anak membuat saya menjadi tidak sabar memberi inspirasi di kelas. Meskipun semilir angin dingin ditambah semakin teriknya matahari tapi keceriaan mereka tidak surut. Sampai tiba waktunya anak-anak masuk ke kelas.
Hari ini saya memang sengaja memakai kostum perawat (seragam putih-putih). Saya sudah siap jika ada anak yang takut akan kehadiran saya. Tetapi dugaan saya tidak terjadi. Saya diterima dengan baik sebagai pengajar, bukan sebagai perawat puskesmas yang datang pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). Awalnya saya masuk ke kelas 4-5-6, saya awali dengan perkenalan. Saya lontarkan pertanyaan “Kalau baju saya seperti ini, kira-kira apa pekerjaan saya adik-adik?”. Ternyata ada banyak jawaban. Ada yang bilang saya Bidan, Dokter, tetapi akhirnya ada yang menjawab Suster. Saya mengajar menggunakan metode gambar dengan LCD.
Diskusi berjalan di kelas ini. Terutama ketika saya tunjukkan foto depan ruangan tempat saya dinas. Tiba-tiba beberapa anak bilang “saya tahu tempatnya... di Rumah Sakit Magetan...”. Kemudian saya bertanya “ Apakah kalian sudah pernah masuk ke dalam?. Mereka menjawab “belum....”. Kemudian saya tunjukkan suasana di dalam kamar operasi, suasana ketika saya bekerja, dan alat-alat yang kami pakai untuk berkerja. Mereka cukup antusias menyimak. Ada satu anak yang bilang “ hii... ngeri...”. “kenapa ngeri dik” saya bilang. “menakutkan kalau salah mati”. “ya memang pekerjaan kita beresiko terhadap kematian, tetapi kita tidak perlu khawatir kalau persiapannya baik, kerjasama dengan tim baik dan kita tidak lengah Insya Alloh akan berhasil” jawab saya. Kesempatan ini saya gunakan untuk menyisipkan pesan bahwa untuk memiliki pekerjaan yang baik maka harus berusaha sejak dini. Harus punya kunci. Kuncinya adalah mempunyai cita-cita sejak dini. Ditambah modal sukses yaitu: jujur, disiplin, kerja keras, mandiri, dan pantang menyerah. Jika Alloh menghendaki pasti bisa.
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sarangan 3) |
Jam kedua tibalah giliran saya masuk ke kelas rendah, gabungan kelas 1-2-3. Dikelas ini saya dituntut untuk sabar. Mengajar dengan pelan-pelan. Dan dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Tetap dengan metode gambar tapi sayang sekali LCD di kelas ini tidak bisa digunakan jadi foto langsung saya tampilkan dari laptop. Ternyata anak-anak antusias mereka maju mendekati gambar. Mudah-mudahan metode visual ini bisa terserap dibenak mereka dan mudah-mudahan menginspirasi. Tak lupa pesan tetap saya sampaikan “Siapa yang ingin masa depannya gemilang? Siapa yang ingin ketika dewasa tidak berpangku tangan kepada orang tua atau orang lain?” semua menjawab “Saya....”. “maka dari itu adik-adik nanti kalau sudah besar harus mempunyai pekerjaan yang baik, mulai sekarang adik-adik harus punya cita-cita dan terus belajar sampai cita-citanya tercapai”.
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sarangan 3) |
Selesai sudah proses inspirasi di kelas. Mudah-mudahan memberikan gambaran dan menginspirasi. Diakhir kegiatan, di sesi cita-cita kami berikan tema “pohon impian”. Sebuah papan dari sterofoam kami bagi untuk masing-masing kelas. Setiap anak menuliskan nama dan cita-cita di secarik kertas warna-warni, kemudian menempelkannya di pohon impian. Kemudian pohon impian kami serahkan kepada anak-anak untuk dipasang dikelas masing-masing. Dan mereka memasangnya di dalam kelas. Sesuai keinginan masing-masing. Ada yang dipasang di atas papan tulis, dibawah jam dinding, ada juga yang dipasang di tembok belakang kelas. Semua anak mempunyai cita-cita dan mampu menuliskannya. Semoga yang cita-citanya menjadi Dokter, Guru, Tentara dan pekerjaan baik lainnya terkabul. Aamiin....
Tinuk Ervariawati
Relawan Pengajar Kelas Inspirasi Magetan
SDN Sarangan 3 Kec. Plaosan Kab. Magetan
ConversionConversion EmoticonEmoticon