Berbagi Inspirasi di Kelas Inspirasi

Kelas Inspirasi....saya mengenalnya sekitar 1 bulan sebelum mendaftar secara online. Pertama tahu dari sosmed, lalu saya biarkan begitu saja.....3 minggu berselang di televisi ada tayangan mengenai Kelas Inspirasi, mulai deh penasaran….saya buka website-nya dan malam itu juga langsung mendaftar, padahal belum tahu juga bisa cuti di hari H apa nggak…hehe 

Setelah lolos seleksi, briefing dan akhirnya saya tergabung di kelompok SDN SUKOWIDI 2 Magetan. Awalnya ada 4 orang pengajar, namun berita menyedihkan datang berturut turut, dimana ibu Guru Besar UGM sedianya tergabung dalam kelompok kami ada tugas ke Vietnam dan yang satunya, pengajar dengan basic psikologi harus dpindahkan ke kelompok yang lain. Akhirnya walaupun cuma ada 2 pengajar, saya dan Atiqoh seorang reporter JTV serta Hannum, relawan fotografer tetep semangat membara karena didampingi 4 fasilitator yang super kece (Selvy, Lia, Heri dan mas Anton)*ting2. Oohh iya, saya sendiri seorang Apoteker plus mengajar di sekolah kesehatan.

Setelah urusan ijin kerja beres (terimakasih kepada rekan sejawat plus tim mengajar saya atas pengertiannya..hehee*sungkem) selanjutnya nyiapin lesson plan plus perlengkapan. Dan.....ide tak kunjung datang hingga H-2, akhirnya lembur deh...#haphap

Tanggal 29 September 2014..... 
Hari Inspirasi pun tiba... Deg-deg an yang berlebihan sebetulnya enggak, cuma khawatir nanti kalau waktu dikelas anaknya lari-lari sendiri gimana*secara anak SD, yang ngajar belum pengalaman kayak saya ini...tapi bismillah jam 5.45 tet berangkat....#nasib lokasi paling jauh

Menembus dinginnya cuaca dan lembutnya sinar mentari..ceilahhh..tantangan pertama dimulai..medan yang aduhai kalah dengan semangat kami, naik turun lewati lembah dengan membawa “perlengkapan perang “ (g usah dibayangin ribetnyaaa....) Alhamdulilah pukul 6.30 sampai lokasi. Sebagai informasi lokasi SD kami yang paling sulit dibanding tim lain, SD kami sudah hampir dekat pos 3 pendakian gunung lawu, menurut warga sekitar jika jalan kaki 3 jam maka sudah sampai puncak lawu.Jadi pemandangan pasti indahhh di SD tersebut dengan aroma cengkeh semerbak mewangi... 

Setelah upacara, pukul 8 kegiatan mengajar di mulai..deng-deng..kami membagi 2 kelas, berisi gabungan kelas 1-3 dan kelas 4-6 karena jumlah siswa hanya 67. Kesempatan pertama saya mengajar kelas 4-6 kemudian kelas 1-2. Secara umum tidak terlalu banyak kendala, lesson plan berjalan cukup baik. Tantangan kedua adalah fasilitas sekolah yang minim, tidak ada pengeras suara ( habis acara suara saya serak pemirsahh) dan saya yang nggak bisa menyanyi akhirnya harus menyanyi jugaa..dududuuu... 
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)
Saat di kelas memang harus ekstra menjelaskan kepada anak-anak apa itu Apoteker. Tanya jawab pun dimulai….

Siapa yang pernah sakit?
Sayaaaa
Kalau sakit siapa yang periksa?
Dokterrrrr
Biar sembuh harus minum apa?
Obatttt
Siapa yang ngasih obat?
Dokterrrrr
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)

Lalu saya tunjukkan gambar apotek, dan mereka sudah paham gambar tersebut adalah sebuah apotek..lalu pertanyaan saya lanjutkan...

Kalo ke apotek beli apa?
Obatttt
Siapa yang bikin obat di apotek?
Dan jawaban mereka masih sama...dokterrrrr...
*ampunilah dosa kami sebagai apoteker..hee

Anak-anak menyelesaikan puzzle
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)

Contoh puzzle
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)
Lalu anak-anak saya bagi 6 kelompok, masing-masing kelompok saya kasih puzzle. Puzzle terdiri dari 6 gambar yang masing-masing berupa gambar yang berkaitan dengan apoteker dan obat, dimana apabila dikaitkan gambar tersebut menjadi satu rangkaian dan dapat menjelaskan perbedaan dokter dan apoteker. Setelah puzzle jadi saya bercerita masing-masing gambar. Untuk anak kelas 4-6 saya ajak juga simulasi menyiapkan obat berbentuk kapsul. Hingga pada akhirnya...saya tanya kembali..

Kalo sakit siapa yang periksa?
Dokterrr
Biar sembuh minum apa?
Obatttt
Siapa yang bikin obat?
Apotekerrrr
*alhamdulilahhh

Simulasi membuat obat berbentuk kapsul
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)
Kemudian pada akhir sesi saya tanyakan adakah yang bercita cita menjadi apoteker...kompak satu kelas menjawab...”Tidakkkkkk”...*hahaaaa. Saya tanya kenapa?? mereka menjawab apoteker itu mahal sekolahnya dan susaaahhhhh..hehee*tau aja nie adek2 jeritan hati saya (pdhl g bilang lhoo..suerr)....

Lalu saya sampaikan bahwa mau menjadi apapun kelak kalian, harus punya cita cita dari sekarang lalu belajar yang rajin, berdoa, patuh pada orang tua dan guru serta pantang menyerah..taklupa sebelum pamit saya doakan semoga cita-citanya tercapai.amiin..lalu anak kelas 1 dan 2 berlarian memeluk saya *duhhh...jadi terharuu

Bersama anak-anak kelas 2 dan 3
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)
Dan pelajaran hari ini bagi saya, bukan ingin kalian menjadi seperti saya, setidaknya hari ini mereka tahu bahwa untuk membuat obat itu ada profesi tersendiri yaitu Apoteker..* motivasi buat para Apoteker juga ini...

Membantu anak-anak menulis cita-cita
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)
Dan hari ini juga saya telah dipertemukan dengan orang-orang yang mulia, tidak ada yang saling kenal awalnya, tapi sekarang kami sodara,, sama-sama berawal dari hati, yang peduli dan mau bergerak, mengikhlaskan tenaga, dana dan waktu satu hari cutinya untuk adek-adek masa depan negeri ini tanpa imbalan apapun. Melihat senyum anak-anak SD tersebut seperti kilatan semangat dan harapan nan polos bahwa harapan kan selalu ada buat mereka, menyadarkan kita bahwa pendidikan itu hak setiap anak.  
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)
(Foto: Dokumentasi KI Magetan - SDN Sukowidi 2)
Menjadi seorang inspirator itu tidak harus menjadi Presiden terlebih dahulu karena hari ini saya bertemu inspirator2 hebat,  anak- anak yang penuh semangat dan harapan, para relawan yang dengan tulus mau merangkul dan memotivasi mimpi anak-anak serta mungkin cerita saya dapat menginspirasi adek-adek tersebut…*hormat saya untuk kalian semua.

Percayalah mimpi itu harus terus menyala agar harapan kan selalu ada…


Vidya Kartika 
Relawan Pengajar Kelas Inspirasi Magetan 
SDN Sukowidi 2 Kec. Panekan Kab. Magetan
Previous
Next Post »

Kelas Inspirasi

Berhenti mengeluh tidaklah cukup.

Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup.

Semua orang dapat turut ambil bagian dalam gerakan ini.

Lakukan aksi nyata.

Sekarang.

(Indonesia Mengajar)