Satu Baju, Beragam Profesi, Satu Aksi !!

Siap grakkk !!! Upacara bendera di SDN Sendangagung 2 dimulai, saat itulah pintu petualangan sebagai relawan pengajar kelas inspirasi Magetan pun dibuka dan dimulai. Dengan pakaian kebesaran sehari-hari yaitu pakaian dinas lapangan menjadi suatu pintu masuk perkenalan kepada seluruh anak-anak didik SDN Sendangagung 2. Rasa malu dan jaim hilang, berubah menjadi suatu bentuk yang lain, yup, berubah menjadi anak kecil kembali seperti mereka. Salam 55 pun dibalas dengan 55 juga. Siapa yang tahu apa arti kode 55 ? Dalam profesi saya, sebagai Pegawai Negeri Sipil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Magetan, angka 55 menggambarkan semangat yang berkobar, semangat yang masih 100 %. Kami ingin agar para siswa-siswi tetap bersemangat setiap hari dalam menempuh pendidikan di sekolah mereka.

Setelah upacara bendera selesai dilaksanakan dengan suasana berbeda dari Senin biasanya, petualangan dilanjutkan dengan permainan pembuka yang melibatkan seluruh siswa-siswi, relawan pengajar, relawan fotografer dan videografer serta fasilitator kelas inspirasi dengan lenggak lenggok gemulai disertai dengan senyum ceria.

(Foto : Dokumentasi KI Magetan - SDN Sendang Agung 2)
Yesss !!! Petualangan sesungguhnya dimulai, kami para relawan pengajar yang merupakan insan dari berbagai profesi, yang belum pernah mengalami kegiatan belajar mengajar (dalam hal ini sebagai pengajar) memasuki kelas  masing-masing dengan perasaan dag dig dug, perasaan yang bercampur senang, gelisah, tidak percaya diri, akhirnya sirna saat didepan anak-anak Indonesia hebat, calon penerus kami. Giliran kelas pertama yang saya masuki, adalah kelas 1 dan 2,saat salam pembuka diucapkan, dengan disambut salam balasan yang penuh semangat dari anak-anak memberikan semangat bagi saya, membuat darah mengalir berdesir. WOW. Betapa gembira hati ini, hilang sudah kegelisahan dan ketidakpercayaan dalam hati ini.

Materi di dalam kelas, selalu diawali dengan ice breaking  berupa permainan atau gerakan yang membuat anak-anak dalam zona nyaman mereka sebelum menerima materi dari kami, para relawan pengajar. 

Marina menari diatas menara, di atas menara Marina menari. Marina merana di atas menara, di atas menara Marina merana, berlenggak lenggok cukup membuat anak-anak bergembira. Dengan sedikit contekan, hehehehehe (maklum pengajar baru), acara pemberian materi dimulai. Nah disinilah, saya mengetahui ternyata cukup banyak (bisa dibilang tidak ada) anak-anak tersebut yang mengetahui sebenarnya profesi saya, walaupun mereka ada yang pernah bertemu dengan manusia (ceileh) seperti saya, dengan pakaian yang hampir sama dengan yang saya pakai (pakaian warna biru telur bebek panjang, rombi biru, peluit, dan topi) dengan polos dan semangat mereka menerka dan menjawab bahwa profesi saya adalah SATPAM, TUKANG PARKIR, dan POLISI. Hahahahahaha… saya tertawa lepas mendengar jawaban mereka. Inilah saatnya saya tunjukkan diri saya sebenarnya (BERUBAH !!!). Inilah tantangan yang harus saya jawab dengan segenap kemampuan.

Berbekal foto disamping mobil patroli, dengan penjelasan yang ringan, mudah dimengerti, dan sikap merendah sejajar dengan anak-anak, saya perkenalkan profesi saya, bahwa saya adalah pegawai Dinas Perhubungan. Agar lebih mengerti mengenai tugas saya, alat tempur lain pun dikeluarkan, berbagai macam rambu lalu lintas dan lampu pengatur lalu lintas. Dengan melakukan simulai atau praktek, melibatkan anak-anak tersebut, saya memperkenalkan arti dan fungsi dari rambu-rambu tersebut, memang materi tersebut lumayan berat bagi anak-anak kelas 1 dan 2, dengan mengajak mereka seolah-olah sebagai sopir truk, bus dan sepeda motor.

Setelah materi disampaikan, tahap terakhir pemberian motivasi kepada mereka, agar mereka selalu berusaha dan tidak menyerah, belajar dan berdoa dalam meraih cita-cita mereka. Kehebohan lain dimulai, acara tebak-tebakan memperebutkan hadiah, dengan berebut mereka mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan. Raut kekecewaan terpancar saat mereka salah menjawab atau tidak terpilih. Sabar ya dik. Acara penutup relaksasi, saya ingin mereka membayangkan seandainya cita-cita mereka terwujud sesuai dengan yang mereka impikan.

Begitupun di kelas 3,4,5 dan 6, tahapan yang disampaikan hampir sama (sesuai dengan langkah modul yang diberikan) dengan sedikit variasi tentunya. Semua kelas memberikan kesan dan keunikan tersendiri, tidak ada yang tidak berkesan bagi saya.

Acara kelas inspirasi ditutup dengan menempelkan kertas yang sudah tertulis cita-cita, setiap anak diberikan satu balon untuk ditempel kertas cita-cita. Seluruh balon diterbangkan dengan diiringi harapan semoga tercapai cita-cita yang engkau impikan. Sungguh pengalaman luar biasa, bukan hanya anak-anak yang mendapatkan inspirasi, ternyata relawan pengajarpun juga mendapatkan inspirasi dari anak-anak tersebut, inspirasi untuk terus berjuang memajukan pendidikan di Indonesia. Hidup kelas inspirasi, semoga dapat menjadi bagian pada kelas inspirasi berikutnya.

Sehari mengajar, selamanya menginspirasi 
Langkah menjadi panutan, ujar menjadi pengetahuan, pengalaman menjadi inspirasi

Salam wooossss !!!!!!


Khrisna Aprianto 
Relawan Pengajar Kelas Inspirasi Magetan
SDN Sendang Agung 2 Kec. Plaosan Kab. Magetan 
Previous
Next Post »

Kelas Inspirasi

Berhenti mengeluh tidaklah cukup.

Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup.

Semua orang dapat turut ambil bagian dalam gerakan ini.

Lakukan aksi nyata.

Sekarang.

(Indonesia Mengajar)