Hari itu saya bangun di pagi buta dengan penuh semangat, sungguh diluar kebiasaanku. Semangat mengikuti Kelas Inspirasi Magetan #3 ini benar – benar telah merasuk ke seluruh persendian tubuhku (lebay ya). Seperti biasa, secangkir kopi sebagai pengganti sarapan segera ku habiskan agar bisa segera berangkat. Minum kopi adalah kebiasaanku sejak sekolah Taman Kanak – Kanak dulu, karena kalau sarapan nasi atau roti pasti sakit perut dan menghilangkan konsentrasi belajarku. Kebiasaan yang aneh bukan?
Begitu tak sabar rasa hati ini untuk segera berada diantara anak – anak SDN Plangkrongan 4. Ingin rasanya segera mengajak mereka bermain, bernyanyi serta menceritakan Profesiku, Cita – citaku dulu dan bagaimana perjuanganku untuk mendapatkan mimpi – mimpiku. Langkah demi langkah, pelan namum pasti,atas dasar keyakinku bahwa Allah pasti mewujudkan setiap mimpi – mimpiku dengan segala perjuangan dan pengorbanan yang telah aku lalui tanpa pernah ada yang sia - sia. Karena bagiku hidup adalah untuk selalu berproses, hidup adalah perjuangan dan dibutuhkan keyakinan yang kuat untuk mewujudkan setiap mimpi – mimpi yang belum tercapai.
Setelah hampir dua jam lebih perjalanku plus kesasar maksudnya, akhirnya sampai juga di SDN Plangkrongan 4 tepat sebelum upacara bendera hari senin dimulai. Sambutan yang sangat meriah terlihat dari anak – anak, keceriaan dan penantian terpancar dengan jelas dari wajah mereka dan juga capung – capung yang berterbangan rendah menambah indahnya suasana hari itu. Sedikit terlena oleh lamunanku masa SD dulu, tetapi dengan sigap saya langsung menuju ruang guru untuk mencari perlengkapan upacara yaitu teks UUD 1945. Kebetulan saya kebagian tugas sebagai pembaca teks UUD 1945. Grogi juga sih, maklum terakhir ikut upacara 13 tahun yang lalu, heheee lama juga ya,....
Upacara bendera hari senin telah selesai dilanjut ice breaking oleh temen – temen Relawan Fasilitator dan pembagian sarapan susu plus roti, karena berdasar Informasi dari kepala sekolah yaitu Bapak Hariyadi anak – anak di SDN Plangkrongan 4 ini hampir semua siswanya tidak pernah sarapan. Ternyata sama seperti saya ya,.. tidak pernah sarapan sebelum berangkat sekolah. Waktu saya tanyakan ke anak – anak tentang hal ini, kebanyakan dari mereka menjawab tidak sempat sarapan karenakan bangunnya kesiangan dan ada juga yang menjawab nasi belum matang,
Bel tanda masuk kelas telah berbunyi, Saatnya masuk kelas. Sesi pertama saya kebagian kelas 6, begitu antusias mereka menyambutku. Setelah perkenalan dan menjelaskan profesiku, mereka dengan antusias melihat dimana dan seperti apa profesiku melalui video yang saya putar dengan laptop. Setelah itu saya tanyakan kepada mereka “ Adakah yang Ingin jadi Dosen ?” tak ada satupun dari mereka yang ingin menjadi seorang Dosen. Kesimpulan yang bisa saya tarik dari jawaban anak – anak adalah karena ribet harus sekolah dan sekolah lagi (mungkin maksud mereka males sekolah kali ya, heheee). Saat saya tanya cita – cita mereka, kebanyakan menjawab TNI/POLRI dan Guru seperti pada umumnya anak SD masa saya dulu. Terus saya tanya lagi, siapa yang akan meneruskan Profesi Orang Tua kalian sebagai Petani? Jawabnya hanya senyum kebingungan terlihat dari raut wajah mereka. Muncul pertanyaan dalam diri saya “Apa orang tua mereka melarang untuk jadi Petani ya ?” Jadi kebanyakan mikir nanti saya, lanjut saja,dan dua siswa bercita – cita menjadi pemain sepak bola. Waktu saya tanya apakah sudah pernah latihan bermain sepak bola ? mereka jawab belum. Akhirnya saya kasih PR khusus untuk mereka berdua yaitu mencari tempat latihan sepak bola dan berjanji untuk rutin ikut latihan sepak bola. Karena di Dusun mereka tidak ada latihan sepak bola, saya arahkan mereka untuk ikut latihan di Dusun sebelah yang juga masih termasuk Desa Plangkrongan.
Begitu tak sabar rasa hati ini untuk segera berada diantara anak – anak SDN Plangkrongan 4. Ingin rasanya segera mengajak mereka bermain, bernyanyi serta menceritakan Profesiku, Cita – citaku dulu dan bagaimana perjuanganku untuk mendapatkan mimpi – mimpiku. Langkah demi langkah, pelan namum pasti,atas dasar keyakinku bahwa Allah pasti mewujudkan setiap mimpi – mimpiku dengan segala perjuangan dan pengorbanan yang telah aku lalui tanpa pernah ada yang sia - sia. Karena bagiku hidup adalah untuk selalu berproses, hidup adalah perjuangan dan dibutuhkan keyakinan yang kuat untuk mewujudkan setiap mimpi – mimpi yang belum tercapai.
Setelah hampir dua jam lebih perjalanku plus kesasar maksudnya, akhirnya sampai juga di SDN Plangkrongan 4 tepat sebelum upacara bendera hari senin dimulai. Sambutan yang sangat meriah terlihat dari anak – anak, keceriaan dan penantian terpancar dengan jelas dari wajah mereka dan juga capung – capung yang berterbangan rendah menambah indahnya suasana hari itu. Sedikit terlena oleh lamunanku masa SD dulu, tetapi dengan sigap saya langsung menuju ruang guru untuk mencari perlengkapan upacara yaitu teks UUD 1945. Kebetulan saya kebagian tugas sebagai pembaca teks UUD 1945. Grogi juga sih, maklum terakhir ikut upacara 13 tahun yang lalu, heheee lama juga ya,....
Upacara bendera hari senin telah selesai dilanjut ice breaking oleh temen – temen Relawan Fasilitator dan pembagian sarapan susu plus roti, karena berdasar Informasi dari kepala sekolah yaitu Bapak Hariyadi anak – anak di SDN Plangkrongan 4 ini hampir semua siswanya tidak pernah sarapan. Ternyata sama seperti saya ya,.. tidak pernah sarapan sebelum berangkat sekolah. Waktu saya tanyakan ke anak – anak tentang hal ini, kebanyakan dari mereka menjawab tidak sempat sarapan karenakan bangunnya kesiangan dan ada juga yang menjawab nasi belum matang,
Bel tanda masuk kelas telah berbunyi, Saatnya masuk kelas. Sesi pertama saya kebagian kelas 6, begitu antusias mereka menyambutku. Setelah perkenalan dan menjelaskan profesiku, mereka dengan antusias melihat dimana dan seperti apa profesiku melalui video yang saya putar dengan laptop. Setelah itu saya tanyakan kepada mereka “ Adakah yang Ingin jadi Dosen ?” tak ada satupun dari mereka yang ingin menjadi seorang Dosen. Kesimpulan yang bisa saya tarik dari jawaban anak – anak adalah karena ribet harus sekolah dan sekolah lagi (mungkin maksud mereka males sekolah kali ya, heheee). Saat saya tanya cita – cita mereka, kebanyakan menjawab TNI/POLRI dan Guru seperti pada umumnya anak SD masa saya dulu. Terus saya tanya lagi, siapa yang akan meneruskan Profesi Orang Tua kalian sebagai Petani? Jawabnya hanya senyum kebingungan terlihat dari raut wajah mereka. Muncul pertanyaan dalam diri saya “Apa orang tua mereka melarang untuk jadi Petani ya ?” Jadi kebanyakan mikir nanti saya, lanjut saja,dan dua siswa bercita – cita menjadi pemain sepak bola. Waktu saya tanya apakah sudah pernah latihan bermain sepak bola ? mereka jawab belum. Akhirnya saya kasih PR khusus untuk mereka berdua yaitu mencari tempat latihan sepak bola dan berjanji untuk rutin ikut latihan sepak bola. Karena di Dusun mereka tidak ada latihan sepak bola, saya arahkan mereka untuk ikut latihan di Dusun sebelah yang juga masih termasuk Desa Plangkrongan.
Sesi kedua saya kebagian kelas 2 dan sesi ke tiga di kelas 4. Dalam setiap kelas selalu saya coba untuk menanamkan pemikiran bahwa semua mimpi – mimpi bisa kita wujudkan, dengan perjuangan dan pengorbanan itu pasti, akan tetapi harus didasari dengan keyakinan yang kuat. “Tanpa keyakinan perjuangan tidak akan maksimal, tanpa keyakinan pengorbanan akan jadi penyesalan” Disetiap kelas anak – anak saya ajak untuk memperkenalkan diri dan menyatakan cita – cita didepan kelas, dan setiap anak saya ajak untuk mendoakan cita – cita teman mereka dan menjawab yel – yel dari saya, Yakin Bisa !!! mereka jawab bersamaan – sama Pasti Bisa. “Semangat yang luar biasa”
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Saatnya sesi closing, cap tangan dan melepas balon cita – cita. Kebetulan nih saya kebagian satu balon, saatnya melepas balon cita – cita bersama anak – anak. Mereka punya mimpi saya pun juga, impian yang muncul empat tahun lalu dan belum terwujud, saya menyebutnya Mimpi Education #3. Wah ternyata tanpa sengaja pas juga mengikuti Kelas Inspirasi Magetan #3. Hal ini semakin memperkuat keyakinanku bahwa impiankuku ini akan terwujud. Amiinnn.
Balon cita- cita milik anak – anak dengan ringan dan cepat terbang tinggi membuatku yakin akan tercapainya cita – cita mereka (Amiin), sedangkan balon cita – citaku tertinggal dibelakang namum dengan pelan tapi pasti ikut menyusul mengudara. (Tuh balonku yang warna biru paling bawah)
Lanjut kegiatan terakhir yaitu refleksi yang diadakan di desa Geni Langit kec. Poncol kab. Magetan (nama yang keren bukan). Sepanjangan perjalanan dari SDN Plangkrongan 4 saya menikmati suasana dan pemandangan yang memukau, bersama Rombel 11 yang dipimpin mas Purwadi suasana kebersamaan dan keakraban begitu kuat. Dalam perjalanan ke desa Geni langit kami beberapa kali sempat berhenti untuk foto bersama, membuatku selalu terkenang (mereka bilang BAPER).
Setelah puluhan menit perjalanan tibalah di Desa Geni langit kec. Poncol kab. Magetan untuk mengikuti akhir dari kegiatan ini. Kegiatan penutup yang biasanya membuat orang – orang menjadi cengeng (Baper lagi tuh)
Suasana kebersamaan dan keakraban terlihat disini membuatku tak mampu meninggalkan tempat dudukku dan ingin selalu bersama mereka, pemuda – pemudi yang tangguh dan luar biasa, “sungguh bagiku hari ini benar – benar hari yang luar biasa”.
Team yang Luar Biasa Hebatnya “Rombel 11”
Saya ucapkan banyak terima kasih atas hari yang luar biasa itu. Semoga usaha kita mampu untuk memupuk semangat anak – anak SDN Plangkrongan 4 untuk mewujudkan mimpi – mimpi mereka dan sukses selalu untuk mewujudkan mimpi –mimpi kita yang belum tercapai, Amiinn.
Penulis :
Febriawan Ardi Nugroho, S.E., M.M
Relawan Pengajar Kelas Inspirasi Magetan #3
Profesi : Dosen
Rombel 11 : SDN Plangkrongan 4
Kec. Poncol Kab. Magetan Jawa Timur
ConversionConversion EmoticonEmoticon