Saya tidak pernah mengira bahwa perjalanan saya dari Jakarta, yang dimulai pada hari Sabtu, 23 Januari 2016 dan berakhir pada hari Selasa, 26 Januari 2016 akan merubah cara pandang saya dalam melihat rutinitas. Sama seperti kebanyakan relawan lainnya, ketertarikan saya mengikuti Kelas Inspirasi (“KI”) di awali dari rasa penasaran. Setelah sebelum nya teman saya, Chitto Chumbadhrika (Relawan KI Magetan 3 SDN Genilangit 2) mendaftar untuk KI Magetan 3, akhirnya saya memberanikan diri untuk ikut mendaftar pada KI Magetan 3. Alhamdulillah saya dan Chitto diterima sebagai Relawan Pengajar KI Magetan 3 untuk sekolah yang berbeda.
Karena sudah banyak yang menceritakan mengenai detail acara pada KI Magetan 3, maka saya akan lebih menceritakan tentang hal-hal yang saya amati ketika saya mengikuti KI Magetan 3 dimana, saya rasa, saya lah yang lebih terinspirasi oleh KI Magetan 3 ini dibandingkan anak-anak SDN Plangkoran 4 yang saya ajar.
Suasana Baru dan Teman Baru
Sehari-hari saya bekerja sebagai konsultan hukum di sebuah Corporate Law Firm yang terletak di daerah SCBD (Sudirman Central Business District). Setiap hari saya datang ke kantor sekitar pukul 9.30 – 10.00 WIB (ya, lumayan siang yah hehe) dan pulang pukul…. Hmm Wallahualam tergantung banyaknya kerjaan hehe. Selama di kantor, hampir setiap hari, saya hanya melihat hal-hal yang sama; kondisi jalan ketika berangkat kantor, cubicle kantor, mall dekat kantor yang biasa saya datangi untuk makan malam (jangan bayangin ke mall buat jalan-jalan yah, saya ke mall ini cuma untuk makan itu pun karena jarang ada warung-warung makan disekitar gedung kantor alias nggak punya pilihan selain ke mall hehe), kondisi jalan ketika pulang kantor dan terkadang institusi pemerintahan yang saya datangi untuk riset. Saya sudah melakukan hal ini selama 2 tahun 8 bulan, atau sejak bulan Juli 2013. Saya sangat bersyukur dengan apa yang saya jalani sekarang karena dengan apa yang saya jalani sekarang, saya dapat berkesempatan untuk mengajar di KI Magetan 3.
Namun, keikutsertaan saya pada KI Magetan 3 ini membuat saya melihat sisi lain dari rutinitas yang biasa saya jalani sehari-hari. Saya melihat kondisi jalanan yang baru, yang ketika saya naik motor pada jam 18.00 ke atas hawa nya sangat dingin dan tidak ada macet sama sekali. Saya menginap di rumah salah satu fasilitator, Mbak Vita, yang kebetulan berdempetan dengan toko kerajinan kulit milik keluarganya, dimana membawa suasana yang baru untuk saya. Ya, mungkin itu masih belum seberapa. Pada saat Hari Inspirasi, saya dengan dibonceng motor oleh Mbak Danita, Relawan Pengajar KI Magetan 3, melewati Lereng Gunung Lawu dan untuk bisa sampai di SDN Plangkoran 4 kami harus melewati tanjakan dan turunan dimana kita bedua hanya bermodalkan Bismillahirahmanirrahim untuk melewati nya (yang ini jangan ditiru hehe). Sesuatu yang tidak akan pernah saya dapatkan sehari-hari di Jakarta.
Selain itu, saya juga dikejutkan dengan tingkah laku teman-teman KI Magetan 3; Relawan Pengajar, Fasilitator dan Relawan Fotografer. Berbeda dengan kebanyakan teman-teman saya di Jakarta yang cenderung individualis dan kurang peka (mungkin termasuk saya juga), teman-teman sesama relawan pada ROMBEL 11 yang sangat baik padahal kita belum pernah bertatap muka satu sama lain sebelumnya; (i) Mas Heri Pong yang sudah WhatsApp saya jauh-jauh hari untuk memastikan bahwa saya tahu “medan perang” nya, (ii) Mbak Danita yang selalu memberikan saya tumpangan kesana-kesini dengan motor nya, (iii) Mbak Vita yang memberikan saya tempat menginap dan yang bingung saya dipaksa tidur disaat relawan lain sedang menyiapkan persiapan untuk Hari Inspirasi (dengan alasan takut saya masih capek dari Jakarta) dan (iv) Mbak Vian yang membantu cari mobil sewaan untuk jalan-jalan setelah Hari Inspirasi dan bela-belain ikut ke Ponorogo supaya saya tidak perlu repot-repot mengembalikan mobil nya ke tempat penyewaan mobil sebelum pulang ke stasiun (yang dimana saya tetap ketinggalan kereta – kalau yang ini saya bisa salahkan teman saya yang pulang bareng ke Jakarta karena nyetir dari Ponorogo ke Madiun dengan gaya Road Trip padahal sudah mepet dengan jadwal keberangkatan kereta hehe).
Suasana dan teman-teman baru yang saya dapatkan melalui KI Magetan 3 merupakan suatu hal yang saya yakin tidak bisa saya dapatkan tanpa mengikuti Kelas Inspirasi. Saya diberikan kesempatan untuk melihat rutinitas warga lokal yang tidak bisa saya lihat apabila saya hanya duduk di cubicle kantor saya. Saya diberikan kesempatan untuk mengenal teman-teman baru di KI Magetan 3, yang entah kenapa, semuanya ramah-ramah, baik nya tulus dari hati dan sangat peka (dimana kalian yang membaca artikel ini yang mungkin berasal dari Jakarta, tahu sendiri bagaimana pertemanan di Ibu Kota – tanpa bermaksud men-generalisasi yah hehe). Lagi-lagi, saya bersyukur atas pengalaman yang saya dapatkan di KI Magetan 3 ini.
Pekerjaan Mengajar Yang Lebih Menantang Dari Profesi Sehari-hari
“Ada yang tau nggak pengacara itu apa?”
Karena sudah banyak yang menceritakan mengenai detail acara pada KI Magetan 3, maka saya akan lebih menceritakan tentang hal-hal yang saya amati ketika saya mengikuti KI Magetan 3 dimana, saya rasa, saya lah yang lebih terinspirasi oleh KI Magetan 3 ini dibandingkan anak-anak SDN Plangkoran 4 yang saya ajar.
Suasana Baru dan Teman Baru
Sehari-hari saya bekerja sebagai konsultan hukum di sebuah Corporate Law Firm yang terletak di daerah SCBD (Sudirman Central Business District). Setiap hari saya datang ke kantor sekitar pukul 9.30 – 10.00 WIB (ya, lumayan siang yah hehe) dan pulang pukul…. Hmm Wallahualam tergantung banyaknya kerjaan hehe. Selama di kantor, hampir setiap hari, saya hanya melihat hal-hal yang sama; kondisi jalan ketika berangkat kantor, cubicle kantor, mall dekat kantor yang biasa saya datangi untuk makan malam (jangan bayangin ke mall buat jalan-jalan yah, saya ke mall ini cuma untuk makan itu pun karena jarang ada warung-warung makan disekitar gedung kantor alias nggak punya pilihan selain ke mall hehe), kondisi jalan ketika pulang kantor dan terkadang institusi pemerintahan yang saya datangi untuk riset. Saya sudah melakukan hal ini selama 2 tahun 8 bulan, atau sejak bulan Juli 2013. Saya sangat bersyukur dengan apa yang saya jalani sekarang karena dengan apa yang saya jalani sekarang, saya dapat berkesempatan untuk mengajar di KI Magetan 3.
Namun, keikutsertaan saya pada KI Magetan 3 ini membuat saya melihat sisi lain dari rutinitas yang biasa saya jalani sehari-hari. Saya melihat kondisi jalanan yang baru, yang ketika saya naik motor pada jam 18.00 ke atas hawa nya sangat dingin dan tidak ada macet sama sekali. Saya menginap di rumah salah satu fasilitator, Mbak Vita, yang kebetulan berdempetan dengan toko kerajinan kulit milik keluarganya, dimana membawa suasana yang baru untuk saya. Ya, mungkin itu masih belum seberapa. Pada saat Hari Inspirasi, saya dengan dibonceng motor oleh Mbak Danita, Relawan Pengajar KI Magetan 3, melewati Lereng Gunung Lawu dan untuk bisa sampai di SDN Plangkoran 4 kami harus melewati tanjakan dan turunan dimana kita bedua hanya bermodalkan Bismillahirahmanirrahim untuk melewati nya (yang ini jangan ditiru hehe). Sesuatu yang tidak akan pernah saya dapatkan sehari-hari di Jakarta.
Selain itu, saya juga dikejutkan dengan tingkah laku teman-teman KI Magetan 3; Relawan Pengajar, Fasilitator dan Relawan Fotografer. Berbeda dengan kebanyakan teman-teman saya di Jakarta yang cenderung individualis dan kurang peka (mungkin termasuk saya juga), teman-teman sesama relawan pada ROMBEL 11 yang sangat baik padahal kita belum pernah bertatap muka satu sama lain sebelumnya; (i) Mas Heri Pong yang sudah WhatsApp saya jauh-jauh hari untuk memastikan bahwa saya tahu “medan perang” nya, (ii) Mbak Danita yang selalu memberikan saya tumpangan kesana-kesini dengan motor nya, (iii) Mbak Vita yang memberikan saya tempat menginap dan yang bingung saya dipaksa tidur disaat relawan lain sedang menyiapkan persiapan untuk Hari Inspirasi (dengan alasan takut saya masih capek dari Jakarta) dan (iv) Mbak Vian yang membantu cari mobil sewaan untuk jalan-jalan setelah Hari Inspirasi dan bela-belain ikut ke Ponorogo supaya saya tidak perlu repot-repot mengembalikan mobil nya ke tempat penyewaan mobil sebelum pulang ke stasiun (yang dimana saya tetap ketinggalan kereta – kalau yang ini saya bisa salahkan teman saya yang pulang bareng ke Jakarta karena nyetir dari Ponorogo ke Madiun dengan gaya Road Trip padahal sudah mepet dengan jadwal keberangkatan kereta hehe).
Suasana dan teman-teman baru yang saya dapatkan melalui KI Magetan 3 merupakan suatu hal yang saya yakin tidak bisa saya dapatkan tanpa mengikuti Kelas Inspirasi. Saya diberikan kesempatan untuk melihat rutinitas warga lokal yang tidak bisa saya lihat apabila saya hanya duduk di cubicle kantor saya. Saya diberikan kesempatan untuk mengenal teman-teman baru di KI Magetan 3, yang entah kenapa, semuanya ramah-ramah, baik nya tulus dari hati dan sangat peka (dimana kalian yang membaca artikel ini yang mungkin berasal dari Jakarta, tahu sendiri bagaimana pertemanan di Ibu Kota – tanpa bermaksud men-generalisasi yah hehe). Lagi-lagi, saya bersyukur atas pengalaman yang saya dapatkan di KI Magetan 3 ini.
Pekerjaan Mengajar Yang Lebih Menantang Dari Profesi Sehari-hari
“Ada yang tau nggak pengacara itu apa?”
“orang yang membela orang yang salah kak…!!!”, jawab salah satu anak Kelas 5 SDN Plangkoran 4, Kecamatan Poncol, Magetan pada hari Senin, 25 Januari 2016 sesaat setelah selesai upacara bendera.
Ada rasa bahagia dalam diri saya karena setidaknya mereka mempunyai “bayangan” mengenai apa itu profesi Pengacara, walaupun tidak sepenuhnya benar. Di sisi lain saya merasa mempunyai “tugas” bagaimana caranya menjelaskan apa itu profesi Pengacara dengan bahasa yang dapat di mengerti oleh siswa/I SDN Plangkoran 4.
Sehari-hari, sebagai konsultan hukum, saya telah sering berhadapan dengan petugas-petugas pemerintahan untuk melakukan riset terhadap hal-hal tertentu. Selain itu, saya juga seringkali menemani Senior Associate atau Partner saya untuk meeting dengan client dan juga membuat e-mail advice untuk client. Namun KI Magetan 3 mengajarkan saya hal baru, hal yang saya rasa tidak akan saya dapatkan walaupun saya, nantinya kelak, sudah menjadi Pengacara senior sekali pun ; mengajarkan anak-anak SD tentang apa itu profesi Pengacara dan berbagi mimpi kepada mereka untuk bercita-cita menjadi Pengacara.
Untuk kalian yang sudah bekerja cukup lama di bidang kalian masing-masing, kalian harus merasakan pengalaman mengajar di Kelas Inspirasi. Disini kalian ditantang untuk bisa menjelaskan kepada anak-anak SD hal-hal yang kalian lakukan sehari-hari dengan bahasa yang berbeda; bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak SD. Dari Jakarta, saya sudah membawa Toga Advokat dengan harapan dapat membuat mereka lebih merasakan suasana menjalani profesi sebagai Pengacara serta beberapa gambar yang berhubungan denga profesi Pengacara; ruang sidang, suasana meeting dengan client dan suasana pada saat sidang.
Saya sangat senang mendapati bahwa anak-anak SDN Plangkoran 4 yang saya ajar, dengan mudah menangkap materi-materi pelajaran yang saya ajarkan. Disitu saya juga memberikan pencerahan bahwa Pengacara bukan lah orang yang membela orang yang salah, namun mereka yang membela kepentingan klien nya dimana salah atau benar nya akan di buktikan nanti pada saat sidang. Walaupun belum ada satu pun dari anak-anak yang saya ajarkan bercita-cita ingin menjadi Pencara, tapi setidaknya mereka mendapat sedikit pencerahan tentang apa itu Profesi Pengacara. Dan oh, yang lucunya, ada satu siswa yang mengatakan bahwa, “Saya mau jadi Pengacara, tapi saya malas belajar, jadi saya nggak jadi ingin jadi Pengacara”. Lucu sekaligus membuat saya tambah semangat untuk membagi cerita-cerita tentang Pengacara dan pentingnya memiliki cita-cita yang tinggi yang diimbangi dengan belajar yang giat.
Kita Semua Bisa Menginspirasi dan Terinspirasi
Akhirnya setelah 4 hari menghabiskan waktu di Madiun dan Magetan (dan setelah ketinggalan kereta sudah jalan pelan-pelan tapi pasti di depan mata saya ketika saya sampai di stasiun huhu), saya harus pulang lagi ke Jakarta untuk kembali ke rutinitas saya sehari-hari. Pengalaman selama 4 hari di Madiun dan Magetan sangat membuka pandangan saya tentang sisi lain rutinitas selain rutinitas yang saya jalani sehari-hari di Jakarta. Sehingga, saya merasa 2 hari dari total 4 hari perjalanan saya kemarin adalah 2 hari ter-worth it yang saya ambil dari jatah cuti tahunan saya.
Untuk teman-teman yang sedang berpikir untuk mendaftar Kelas Inspirasi, dan kebetulan sedang membaca artikel ini, saya sangat menyarankan untuk segera mendaftar ke Kelas Inspirasi periode berikut nya tanpa perlu pikir panjang. Kalau Anda berhasil di terima, kemungkinannya hanya 2; 1. Anda mendapat pengalaman sebanyak yang saya dapatkan atau 2. Anda mendapatkan pengalaman yang jauh lebih banyak daripada yang saya dapatkan. Sehingga tidak berlebihan kan, kalau saya katakan bahwa saya lah yang lebih terinspirasi dari KI Magetan 3 ini dibandingkan anak-anak SDN Plangkoran 4 yang saya ajar ? :D
Selamat menginspirasi dan terinspirasi!
Ada rasa bahagia dalam diri saya karena setidaknya mereka mempunyai “bayangan” mengenai apa itu profesi Pengacara, walaupun tidak sepenuhnya benar. Di sisi lain saya merasa mempunyai “tugas” bagaimana caranya menjelaskan apa itu profesi Pengacara dengan bahasa yang dapat di mengerti oleh siswa/I SDN Plangkoran 4.
Sehari-hari, sebagai konsultan hukum, saya telah sering berhadapan dengan petugas-petugas pemerintahan untuk melakukan riset terhadap hal-hal tertentu. Selain itu, saya juga seringkali menemani Senior Associate atau Partner saya untuk meeting dengan client dan juga membuat e-mail advice untuk client. Namun KI Magetan 3 mengajarkan saya hal baru, hal yang saya rasa tidak akan saya dapatkan walaupun saya, nantinya kelak, sudah menjadi Pengacara senior sekali pun ; mengajarkan anak-anak SD tentang apa itu profesi Pengacara dan berbagi mimpi kepada mereka untuk bercita-cita menjadi Pengacara.
Untuk kalian yang sudah bekerja cukup lama di bidang kalian masing-masing, kalian harus merasakan pengalaman mengajar di Kelas Inspirasi. Disini kalian ditantang untuk bisa menjelaskan kepada anak-anak SD hal-hal yang kalian lakukan sehari-hari dengan bahasa yang berbeda; bahasa yang mudah dimengerti oleh anak-anak SD. Dari Jakarta, saya sudah membawa Toga Advokat dengan harapan dapat membuat mereka lebih merasakan suasana menjalani profesi sebagai Pengacara serta beberapa gambar yang berhubungan denga profesi Pengacara; ruang sidang, suasana meeting dengan client dan suasana pada saat sidang.
Saya sangat senang mendapati bahwa anak-anak SDN Plangkoran 4 yang saya ajar, dengan mudah menangkap materi-materi pelajaran yang saya ajarkan. Disitu saya juga memberikan pencerahan bahwa Pengacara bukan lah orang yang membela orang yang salah, namun mereka yang membela kepentingan klien nya dimana salah atau benar nya akan di buktikan nanti pada saat sidang. Walaupun belum ada satu pun dari anak-anak yang saya ajarkan bercita-cita ingin menjadi Pencara, tapi setidaknya mereka mendapat sedikit pencerahan tentang apa itu Profesi Pengacara. Dan oh, yang lucunya, ada satu siswa yang mengatakan bahwa, “Saya mau jadi Pengacara, tapi saya malas belajar, jadi saya nggak jadi ingin jadi Pengacara”. Lucu sekaligus membuat saya tambah semangat untuk membagi cerita-cerita tentang Pengacara dan pentingnya memiliki cita-cita yang tinggi yang diimbangi dengan belajar yang giat.
Kita Semua Bisa Menginspirasi dan Terinspirasi
Akhirnya setelah 4 hari menghabiskan waktu di Madiun dan Magetan (dan setelah ketinggalan kereta sudah jalan pelan-pelan tapi pasti di depan mata saya ketika saya sampai di stasiun huhu), saya harus pulang lagi ke Jakarta untuk kembali ke rutinitas saya sehari-hari. Pengalaman selama 4 hari di Madiun dan Magetan sangat membuka pandangan saya tentang sisi lain rutinitas selain rutinitas yang saya jalani sehari-hari di Jakarta. Sehingga, saya merasa 2 hari dari total 4 hari perjalanan saya kemarin adalah 2 hari ter-worth it yang saya ambil dari jatah cuti tahunan saya.
Untuk teman-teman yang sedang berpikir untuk mendaftar Kelas Inspirasi, dan kebetulan sedang membaca artikel ini, saya sangat menyarankan untuk segera mendaftar ke Kelas Inspirasi periode berikut nya tanpa perlu pikir panjang. Kalau Anda berhasil di terima, kemungkinannya hanya 2; 1. Anda mendapat pengalaman sebanyak yang saya dapatkan atau 2. Anda mendapatkan pengalaman yang jauh lebih banyak daripada yang saya dapatkan. Sehingga tidak berlebihan kan, kalau saya katakan bahwa saya lah yang lebih terinspirasi dari KI Magetan 3 ini dibandingkan anak-anak SDN Plangkoran 4 yang saya ajar ? :D
Selamat menginspirasi dan terinspirasi!
Dari Saya Yang Terinspirasi,
Zaskia Ridyanti Putri
Relawan Pengajar KI Magetan #3
Profesi : Konsultan Hukum
Contact : zaskiarp@gmail.com
Contact : zaskiarp@gmail.com
Rombel 11 : SDN Plangkoran 4
Kec Poncol, Kab. Magetan
Abundant thanks to :
Teman-teman ROMBEL 11
Fasilitator: Mas Purwadi, Mbak Rahma, Mbak Nora, Mbak Hana, Mbak Esty, Mbak Vita dan Mas Heri
“Pong”
Relawan Pengajar: Mas Nur Alim (Penyiar Radio), Mas Argo (Supervisor Bank BUMN), Mbak Danita
(Make-Up Artist), Mbak Radina (Editor Buku), Mas Febri (Dosen) dan Mas Aji Galih (Perawat)
Abundant thanks to :
Teman-teman ROMBEL 11
Fasilitator: Mas Purwadi, Mbak Rahma, Mbak Nora, Mbak Hana, Mbak Esty, Mbak Vita dan Mas Heri
“Pong”
Relawan Pengajar: Mas Nur Alim (Penyiar Radio), Mas Argo (Supervisor Bank BUMN), Mbak Danita
(Make-Up Artist), Mbak Radina (Editor Buku), Mas Febri (Dosen) dan Mas Aji Galih (Perawat)
Relawan Dokumentator: Mas Satriyo (Fotografer) dan Mbak Vian (Fotografer)
Teman-teman KI Magetan 3 dari Jakarta yang sudah menjadi teman yang sangat positif sejak KI Magetan hingga sekarang : Arsyan, Martha, Mey dan Chitto.
Teman Pengajar Muda Halmahera Selatan warga asli Madiun yang sudah menampung saya dan teman-teman dari Jakarta selama di Madiun, Mbak Indah.
Teman-teman KI Magetan 3 dari Jakarta yang sudah menjadi teman yang sangat positif sejak KI Magetan hingga sekarang : Arsyan, Martha, Mey dan Chitto.
Teman Pengajar Muda Halmahera Selatan warga asli Madiun yang sudah menampung saya dan teman-teman dari Jakarta selama di Madiun, Mbak Indah.
1 komentar:
Click here for komentarWah tulisannya sangat menginspirasi!
ConversionConversion EmoticonEmoticon