Sepenggal Cerita Cintaku Tertinggal di Genilangit

Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidakkan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negeri kujalani
Yang mahsyur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Disanalah ku rasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Pernah denger syair di atas? Oh tentunya. Bahkan mungkin sudah lama sekali. Sebuah syair lagu ciptaan Ibu Soed, berjudul “Tanah Air”. Jadi kenapa saya mengambil potongan syair tersebut. Karena “Hanya ada satu negeri yang bisa menjadi tanah airku, yaitu negeri yang berkembang karena perbuatan dan perbuatan itu adalah perbuatanku” (Renede Clerq).

Saya bangga, bersyukur berada disini. Adalah suatu kehormatan kebanggan tersndiri apabila suatu saat memiliki kesempatan untuk bisa bermanfaat di negeri ini. Dan suatu ketika akhirnya kesempatan itu tiba, hari dimana aku disuguhkan anak-anak bangsa, hari dimana saya dipertemukan dengan para profesional di seluruh jagad raya di negeri ini.

Kelas Inspirasi Magetan #3

Mungkin banyak teman-teman yang belum tahu apa itu Kelas Inspirasi. Kelas Inspirasi adalah program yang dibuat oleh Indonesia Mengajar untuk mengajak para profesional / profesi mereka kepada anak-anak SD dalm 1 hari. Harapannya, anak-anak SD itu akan terinspirasi untuk punya lebih banyak cita-cita dan terus memotivasi mereka untuk masa depan yang lebih baik.

Saya sendiri baru tahu mengenai Kelas Inspirasi ini, dan ternyata di Magetan ini sudah mengadakan untuk yang ketiga kalinya. Sekitar dua bulan yang lalu, secara tidak sengaja saya melihat postingan pendaftaran oprec relawan panitia KI Magetan 3 di media sosial facebook.

Singkat cerita, akhirnya saya mendaftar. Dan hingga saat ini, melewati persiapan yang luar biasa menyita waktu, but so interested. Dari briefing pertama kali yang diadakan di SDN Ringinagung 2 Magetan yang saya belum tahu sama sekali lokasinya, hingga Briefing akbar yang diadakan di Aula SMA 1 Magetan bersama relawan pengajar dan relawan dokumentator.

Koordinasi selanjutnya kami lakukan via whatsapp dan email (thanks to technology). Bersama 5 orang relawan pengajar dan 2 orang relawan dokumentator serta 4 orang relawan fasilitator. Saya merasa sangat beruntung bisa tergabung di rombel (baca : rombongan belajar) ini. Rombel dimana lokasi zona inpirasinya paling jauh diantara 13 rombel lainnya. Rombel 6, zona inspirasi SDN Genilangit 2, Poncol, Magetan, Jawa Timur. 

H-1 kita meet up, pertama kali bertemu dengan para profesional yang asalnya dari jauh. Sesuai kesepakatan, bahwa hari itu juga kita akan menginap disalah satu warga di Desa Genilangit 2. Mengingat jarak antara kota dengan SD yang dituju lumayan jauh dan wow, jalan menuju kesana memang super mainstream. Perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam telah kami lewati. Hutan, gunung, bukit, lembah, jurang bahkan view menarik seperti air terjun setia menemani perjalanan kami.

Malam itu... Malam penuh kenangan yang sangat fantastic. Tidak akan pernah terlupakan. Disalah satu rumah warga di desa Genilangit, Bapak Kamituwo sekaligus sebagai Ketua RT di desa ini. Terima kasih banyak Bapak, Ibu atas jamuan yang luar biasa. Sekali lagi saya merasa beruntung tergabung bersama relpeng, reldok, fasil dan juga keluarga Bapak Kamituwo.

Sebuah keluarga baru yang terbentuk secara alami dengan caranya sendiri. Sederhana, namun bermakna. Briefing malam itu, entahlah bahasan nya sampai kemana-mana dari yang mulai serius, cerita pengalaman, seru, lucu, tragis, alay, kepo, baper sampai bercanda gak jelas. Dinginnya lereng lawu membuat kita semakin erat untuk bisa mengahangatkan satu sama lain. Malam itu adalah malam kita, malam cerita, malam kenangan.

So here we are, super duper exciting menunggu hari ini, 25 Januari 2016. Mungkin bukan pertama kalinya aku menginjakkan kaki di SDN Genilangit 2. Karena memang sebelumnya aku juga survey di sekolah ini. Tapi luar biasa, hari ini entah apa yang membuat jantung saya berdebar-debar, deg-deg an semakin yakin bahwa saat ini, detik ini, dan hari ini saya berada dihadapan anak-anak. Anak-anak  yang dibesarkan oleh kebijaksanaan alam, dididik langsung oleh kesederhanaan kampung. Dan benar saja, kini saya berada ditengah-tengah mereka, ya saya berada diantara mereka.

Satu persatu acara dimulai dari upacara bendera spesial petugas dari relawan Kelas Inspirasi. 

Ice Breaking dilanjutkan perkenalan. 
 
 Sesi 1 & 2 Relawan Pengajar turun langsung dikelas memberikan materi sesuai profesi teman-teman relpeng

Puncak akhir acara yaitu Closing. Rasa sedih, senang, haru, bahagia, bangga bercampur jadi satu. Setelah sebelumnya kita lewati hari ini, penuh keakraban penuh kenangan. Apalagi melihat mimpi-mimpi mereka, semangat mereka yang sangat tinggi ditunjukkan dengan adanya antusias mereka menempelkan mimpi-mimpi mereka pada pohon cita-cita. Melepaskan mimpi-mimpi mereka yang diwujudkan dengan pelepasan burung pipit. Kebersamaan kami dan anak-anak terjalin sangat akrab. Rasanya kami tidak sanggup meninggalkan anak-anak. Justeru mereka yang telah banyak meginspirasi kami para relawan, dengan kepolosan mereka. Merekalah harta karun paling berharga. Merekalah generasi berikut yang bukan hanya memastikan apakah hutan-hutan ini, tanah-tanah ini tetap lestari tetapi juga apakah kejujuran, harga diri, kepolosan serta kebaikan tetap terpelihara dimanapun mereka berada. 

Setiap lagu ada makna, setiap gambar ada cerita, setiap kata ada hikmah, setiap pertemuan ada perpisahan, setiap kenangan tetap diingatan. 

Satu lagi pelajaran baru telah saya terima, yaitu bahwa yang namanya cerita-cerita, mimpi-mimpi itu selalu ada. Perpisahan saat itu memberiku kesedihan tapi sekarang ini memberiku kenangan manis daripada sakit.

Sekardani Permata Putri
Relawan Fasilitator Kelas Inspirasi Magetan #3
Profesi : Tekhnisi Tranfusi Darah 
Rombel 6 : SDN Genilangit 2
Kec. Poncol Kab. Magetan 
Previous
Next Post »

Kelas Inspirasi

Berhenti mengeluh tidaklah cukup.

Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup.

Semua orang dapat turut ambil bagian dalam gerakan ini.

Lakukan aksi nyata.

Sekarang.

(Indonesia Mengajar)