Maaf buat yang udah bosen dengan tulisan saya tentang Kelas Inspirasi, namun kegiatan ini memang salah satu kegiatan yang bikin nagih. Setelah pertengahan bulan lalu ikut Kelas Inspirasi Gresik, akhir bulan Oktober ini saya kembali bergabung dengan teman-teman Kelas Inspirasi Magetan, setelah dari bulan Juni vakum karena pekerjaan yang bertubi-tubi.
Kelas Inspirasi Magetan memang beda, salah satunya dengan mengadakan kegiatan Roadshow Kelas Inspirasi Magetan (RKIM) sebagai sarana memenuhi kebutuhan beberapa SD di Magetan yang ingin diinspirasi oleh para relawan inspirator kece, serta memenuhi hasrat para fasilitatornya yang ga bisa move on. #eeeaaaa
Seperti biasa, Jumat malam berangkat dari Surabaya, sampai di rumah sekitar jam 01.00 pagi (sebelumnya mampir makan pecel di Ponorogo dulu sih :p). Setelah ngobrol ke sana kemari sama Bapak Ibuk, jam 02.30 kayaknya baru bisa tidur. Dan jam 6.15 sudah berangkat melewati jalan offroad Sayutan-Parang dengan penuh perjuangan (jalan offroad ini efek tambang pasir, kemarin sih kayaknya uda ditutup, semoga tidak hanya sementara).
SDN Selosari Komplek, menjadi Zona Inspirasi tanggal 24 Oktober ini. Bukan SD kecil di daerah pinggiran, tetapi SD ini yang berada di tengah kota Magetan yang terdiri dari 3 SD, yaitu SDN Selosari 1, 2 dan 3. Sepanjang sejarah Kelas Inspirasi yang saya ikuti, SD ini merupakan SD yang paling banyak muridnya, lebih dari 250 siswa. Karena ini pula, jumlah relawan pengajar yang ikut mencapai 12 orang, itupun beberapa dari fasilitator harus merangkap menjadi fasilinspirator.
Di RKIM SDN Selosari Kompleks ini, saya mencoba menggunakan metode baru dibandingkan 4 Kelas Inspirasi sebelumnya. Kalau sebelumnya saya mengajak siswa untuk meneliti lingkungan sekitarnya, kali ini saya mengajak mereka untuk bermain-main dengan puzzle dan game perbedaan. Kedua permainan ini mengasah ketelitian mereka, salah satu syarat yang harus dimiliki seorang peneliti atau analis seperti saya.
Di kelas pertama, kelas 3A, metode ini cukup berhasil. Mereka berhasil menyelesaikan puzzlenya bersama kelompok masing-masing. Di bagian games perbedaan, siswa laki-laki kurang antusias dengan gambar yang saya gunakan, karena gambarnya gambar kartun cewek. Baiklah, mungkin ke depannya saya cari gambar superhero atau yang lain yang cocok untuk siswa laki-laki. Kelas 3A ini cukup bisa ditangani, mereka tetap ramah dan menyapa saya setelah saya keluar kelas. Salah satu yang saya ingat adalah Fathan, siswa laki-laki yang lumayan cakep dan ramah, selalu menyapa ketika bertemu saya. Satu lagi ada yang namanya Etika (kalau ga salah) yang selalu centil menyapa dan menggandeng saya.
Seperti biasa, Jumat malam berangkat dari Surabaya, sampai di rumah sekitar jam 01.00 pagi (sebelumnya mampir makan pecel di Ponorogo dulu sih :p). Setelah ngobrol ke sana kemari sama Bapak Ibuk, jam 02.30 kayaknya baru bisa tidur. Dan jam 6.15 sudah berangkat melewati jalan offroad Sayutan-Parang dengan penuh perjuangan (jalan offroad ini efek tambang pasir, kemarin sih kayaknya uda ditutup, semoga tidak hanya sementara).
SDN Selosari Komplek, menjadi Zona Inspirasi tanggal 24 Oktober ini. Bukan SD kecil di daerah pinggiran, tetapi SD ini yang berada di tengah kota Magetan yang terdiri dari 3 SD, yaitu SDN Selosari 1, 2 dan 3. Sepanjang sejarah Kelas Inspirasi yang saya ikuti, SD ini merupakan SD yang paling banyak muridnya, lebih dari 250 siswa. Karena ini pula, jumlah relawan pengajar yang ikut mencapai 12 orang, itupun beberapa dari fasilitator harus merangkap menjadi fasilinspirator.
Di RKIM SDN Selosari Kompleks ini, saya mencoba menggunakan metode baru dibandingkan 4 Kelas Inspirasi sebelumnya. Kalau sebelumnya saya mengajak siswa untuk meneliti lingkungan sekitarnya, kali ini saya mengajak mereka untuk bermain-main dengan puzzle dan game perbedaan. Kedua permainan ini mengasah ketelitian mereka, salah satu syarat yang harus dimiliki seorang peneliti atau analis seperti saya.
Di kelas pertama, kelas 3A, metode ini cukup berhasil. Mereka berhasil menyelesaikan puzzlenya bersama kelompok masing-masing. Di bagian games perbedaan, siswa laki-laki kurang antusias dengan gambar yang saya gunakan, karena gambarnya gambar kartun cewek. Baiklah, mungkin ke depannya saya cari gambar superhero atau yang lain yang cocok untuk siswa laki-laki. Kelas 3A ini cukup bisa ditangani, mereka tetap ramah dan menyapa saya setelah saya keluar kelas. Salah satu yang saya ingat adalah Fathan, siswa laki-laki yang lumayan cakep dan ramah, selalu menyapa ketika bertemu saya. Satu lagi ada yang namanya Etika (kalau ga salah) yang selalu centil menyapa dan menggandeng saya.
Foto Neser dan Fathan |
Kelas kedua, kelas 1A, yang biasanya perlu penanganan khusus. Permainan pertama, main puzzle cukup berhasil. Di permainan kedua sepertinya sudah kurang kondusif. Membagi mereka dalam kelompok, ternyata kurang efektif, karena akan menimbulkan conflict of interest.
Hasil Puzzle Kelas 1A |
Ada saja yang mau bertengkar dan hampir nangis. Ketika sudah mulai buntu, saya tanya cita-cita mereka. Dan banyak yang bercita-cita jadi astronot. Kemudian terpikirlah untuk memutarkan video tentang astronot. Karena saya tidak menyiapkan media laptop, akhirnya saya ajak mereka untuk duduk lesehan di depanku dan melihat video dari smartphoneku yang berukuran 5 inci. Video trailer film Interstellar dan The Martian, menjadi media cerita saya saat itu. Bagaimana kehidupan astronot, bagaimana kehidupan di Mars dan bagaimana perbandingan ukuran bumi dibandingkan benda luar angkasa yang lain menjadi bahan cerita . Siswa laki-laki antusias melihat video ini, mereka ingin jadi astronot karena katanya astronot bisa berumur panjang. Ini sama dengan cerita di film Interstellar. Sang ayah menjadi astronot di luar angkasa, ketika kembali, umurnya lebih “muda” daripada putrinya yang sudah menjadi lansia.
Konsep baru diusung teman-teman KI Magetan pada RKIM SDN Selosari Kompleks ini. Tidak hanya dengan memberikan inspirasi tentang profesi melalui relawan pengajar, RKIM kali ini memberikan tambahan kompetisi Ranking 1 untuk kelas 4,5,6 dan ekstra game tambahan untuk kelas 1,2,3. Lagi agak seneng nge-host, pada Ranking 1 kali ini saya mengajukan diri menjadi host sekaligus pembaca pertanyaan. Siapa tau setelah ini, direkrut NET jadi host (#cieee mimpi ni ye). Biar agak begaya dikit, saya buat cue card bertuliskan Kelas Insipirasi Magetan dan gambar piala sebagai lambang ranking 1, biar seperti host sungguhan.
Konsep baru diusung teman-teman KI Magetan pada RKIM SDN Selosari Kompleks ini. Tidak hanya dengan memberikan inspirasi tentang profesi melalui relawan pengajar, RKIM kali ini memberikan tambahan kompetisi Ranking 1 untuk kelas 4,5,6 dan ekstra game tambahan untuk kelas 1,2,3. Lagi agak seneng nge-host, pada Ranking 1 kali ini saya mengajukan diri menjadi host sekaligus pembaca pertanyaan. Siapa tau setelah ini, direkrut NET jadi host (#cieee mimpi ni ye). Biar agak begaya dikit, saya buat cue card bertuliskan Kelas Insipirasi Magetan dan gambar piala sebagai lambang ranking 1, biar seperti host sungguhan.
Cue Card Ranking 1 |
Seratus lebih siswa kelas 4,5,6 sudah berkumpul rapi di aula dengan perlengkapan clipboard, kertas HVS dan bolpen. Pertanyaan pertama cukup mudah, hanya menyebutkan nama profesi yang pekerjaannya mengendarai pesawat. Dari pertanyaan pertama ini hanya beberapa siswa yang gugur karena salah menjawab pertanyaan. Pertanyaan kedua cukup mudah, awalnya saya hanya memberikan sedikit pengantar. “Indonesia adalah negara yang dipimpin oleh presiden, sampai saat ini sudah ada 7 presiden yang memimpin Indonesia. Siapakah presiden Indonesia yang kedua?”. Pertanyaan kedua ini ternyata membuat bedol desa, banyak sekali siswa yang gugur karena tidak bisa menjawab pertanyaan kedua ini.
Semakin sedikit siswa yang tersisa di aula SDN Selosari Kompleks ini. Ketika siswa hanya tersisa sekitar 5 orang, suasana menjadi semakin tegang, diperkuat dengan backsound yang ikut menambah ketegangan. Ketika tersisa dua peserta, saya memberikan pertanyaan tentang matematika, yang sebenarnya mudah, tetapi karena tegangnya suasana bisa membuat siswa kebingungan. Dan ternyata benar, satu dari siswa yang duduk di kelas 6 pun bisa sampai salah hitung dan kalah dari siswa kelas 5 SD. Akhirnya, Ranking 1 di SDN Selosari Kompleks kali ini dimenangkan oleh siswa perempuan dari kelas 5.
Rangkaian acara Ranking 1 sampai pemberian hadiah pun selesai, closing pun dimulai. Kita main finger paint kali ini. Yaaaayyyyy. Satu per satu siswa diberi kain putih segi empat berukuran 4 x 4. Sebelum diwarnai mereka menulis nama dan cita-cita di kain putih tersebut. Kemudian siswa menyelupkan telapak tangan mereka ke cat warna warni dan menempelkannya ke kain putih tersebut. Muncullah ratusan kain putih bercat tangan warna warni di SDN Selosari Kompleks.
Tidak ingin kalah dengan siswanya, fasilitator dan relawan pengajar pun juga ikut-ikutan mewarnai kain dengan tangan mereka. Kalau siswa menuliskan cita-citanya, fasilitator dan relawan pengajar menuliskan anxieties & desiresnya. Ada yang nulis nikah, kepingin umroh, kepingin buka toko, kepingin menjadi guru yang baik dan masih banyak lagi. Semoga semua keinginan tersebut tercapai. Aamiin (Penasaran sama anxieties desire saya? Liat aja di foto di bawah ini ya :p)
Semakin sedikit siswa yang tersisa di aula SDN Selosari Kompleks ini. Ketika siswa hanya tersisa sekitar 5 orang, suasana menjadi semakin tegang, diperkuat dengan backsound yang ikut menambah ketegangan. Ketika tersisa dua peserta, saya memberikan pertanyaan tentang matematika, yang sebenarnya mudah, tetapi karena tegangnya suasana bisa membuat siswa kebingungan. Dan ternyata benar, satu dari siswa yang duduk di kelas 6 pun bisa sampai salah hitung dan kalah dari siswa kelas 5 SD. Akhirnya, Ranking 1 di SDN Selosari Kompleks kali ini dimenangkan oleh siswa perempuan dari kelas 5.
Rangkaian acara Ranking 1 sampai pemberian hadiah pun selesai, closing pun dimulai. Kita main finger paint kali ini. Yaaaayyyyy. Satu per satu siswa diberi kain putih segi empat berukuran 4 x 4. Sebelum diwarnai mereka menulis nama dan cita-cita di kain putih tersebut. Kemudian siswa menyelupkan telapak tangan mereka ke cat warna warni dan menempelkannya ke kain putih tersebut. Muncullah ratusan kain putih bercat tangan warna warni di SDN Selosari Kompleks.
Tidak ingin kalah dengan siswanya, fasilitator dan relawan pengajar pun juga ikut-ikutan mewarnai kain dengan tangan mereka. Kalau siswa menuliskan cita-citanya, fasilitator dan relawan pengajar menuliskan anxieties & desiresnya. Ada yang nulis nikah, kepingin umroh, kepingin buka toko, kepingin menjadi guru yang baik dan masih banyak lagi. Semoga semua keinginan tersebut tercapai. Aamiin (Penasaran sama anxieties desire saya? Liat aja di foto di bawah ini ya :p)
Neser dan Anxieties Desiresnya. |
Sebagai penutup RKIM di SDN Selosari Kompleks ini, foto-foto tentu saja menjadi ritual wajib. Saking antusiasnya fasilitator dan relawan pengajar pun ikut lari kesana kemari mengejar lokasi di mana lensa kamera siap membidik, sepanas apapun kondisinya. Bahkan ada yang sampai rela berpanas-panas di lapangan, berpose seperti sedang berjemur di pantai bahkan ngglosor demi mendapatkan pose yang pas. Dan, RKIM Selosari Kompleks ini ditutup dengan petjahhhh bersama makan siang sayur bayam, tongkol goreng, urap (kalau ga trancam) dan tempe tahu bacem yang disediakan sekolah.
Foto Bareng RKIM |
Semoga Kelas Inspirasi Magetan selanjutnya bisa lebih petjahhhh dan selalu petjahhhh..
Salam Inspirasi...
Saya punya mimpi!!! (Kadang masih belibet dengan jargon ini, karena di Gresik kemarin pakai “Inspirasi Mimpi Anak Indonesia”)
ConversionConversion EmoticonEmoticon