Terbatasnya Jumlah Siswa Tidak Menyurutkan Kami untuk Membuat Heboh SDN Poncol 5

Jreng..jreng Kelas Inspirasi Magetan datang lagi. Kali ini, biar lebih fokus, Kelas Inspirasi Magetan 3 dilaksanakan di Kecamatan Poncol. Kecamatan yang terletak di pegunungan yang termasuk kecamatan yang paling eksotis di Magetan. Jumlah sekolah yang menjadi Zona Inspirasi sebanyak 13 sekolah, dengan detail 11 SDN dan 2 MI.

Setelah sempat di”PHP” divisi Reselera (Relawan Seleksi Relawan, red) dan sempat menjadi tim #gaduwerombel serta berwacana menjadi tim safari, akhirnya kebagian rombel juga deh. Seperti biasa, kadang mendekati hari H, beberapa relawan pengajar tiba-tiba gugur karena alasan tidak bisa cuti, tidak dapat izin dan sebagainya. Karena ada relawan pengajar yang tidak bisa hadir, saya pun diminta untuk membantu menjadi relawan pengajar di SDN Poncol 5.

Sekilas kalau mendengar SDN Poncol 5, pasti banyak yang mengira kalau lokasinya berada di daerah ibukota kecamatan. Eittts, jangan salah. Ibukota Kecamatan Poncol berada di Kelurahan Alastuwo. Kalau Poncol sendiri, berupa desa yang berada di perbatasan Jawa Tengah, lebih tepatnya Kabupaten Wonogiri. Untuk menuju SDN Poncol 5 ini, kita melewati jalur menuju Bendungan Gonggang. Sesampainya di Desa Janggan, kalau menuju bendungan kita belok kanan, nah kalau ke SDN Poncol 5 kita tinggal lurus aja. Medannya ga terlalu sulit, pas berangkat cenderung banyak turunan. Meskipun jalannya sempit dan ada beberapa lokasi yang tidak terlalu mulus jalannya, setidaknya medannya tidak se-offroad jalan Sayutan – Parang (ciee curhat). Setelah perbatasan Janggan – Poncol, tidak berapa lama kita akan bertemu dengan SDN Poncol 5 ini.

Rombel SDN Poncol 5 kali ini cukup mini dibandingkan rombel yang lain, seperti PJ Rombelnya (Chory, piss ya :p). Lebih tepatnya ada 7 orang dalam 1 rombel. Relawan pengajar 3 orang, yaitu saya (analis ala-ala), Mas Ody (Wartawan Solopos) dan Mas Roby (Agen Asuransi). Sebelumnya kami bertiga pernah sama-sama ikut Roadshow Kelas Inspirasi Magetan (RKIM) di SDN Selosari Kompleks. Jadi, serasa reuni RKIM. Kalau fasilnya ada 3 orang juga, ada Chory (PJ rombel yang kecil imut tapi badaaaiii), Uli (anak Akbid yang galau banyak namanya, yang ternyata teman SMP Mas Roby) dan Daroji (lulusan Kairo mennn). Nah fotografernya dibantu sama Mas Luqman yang asli Kediri yang sangat totalitas membawa peralatan fotografernya dari Kediri ke Magetan. Standing applause untuk Rombel SDN Poncol 5 donk!..


Kembali ke masalah jumlah relawan yang terbatas, yang memang disesuaikan dengan jumlah siswa di sekolah yang bersangkutan. Yaps, jumlah siswa keseluruhan di SDN Poncol 5 hanya 21 siswa, dari kelas 1-6. Kalau di SD lain, apalagi di kota, mungkin 21 siswa ini merupakan jumlah siswa satu kelas saja. Siswa SDN Poncol 5 sebagian besar berasal dari wilayah satu RW di Dusun Tangkil tersebut. 

Anak-anak dari desa terdekat seperti Desa Janggan, kebanyakan akan bersekolah di MIN Janggan yang mungkin berjarak sekitar 2-3 km dari SDN Poncol 5. Tapi, jumlah siswa yang terbatas ini bukanlah halangan bagi kami untuk berbagi inspirasi, malah menjadi motivasi buat kami agar sekolah tersebut kami buat heboh dengan kedatangan kami pada Hari Inspirasi.


Kehebohan pertama yang kami, setelah upacara selesai dan acara diserahkan ke relawan, mulailah kami perkenalan dan ice breaking untuk mencairkan suasana dan mengurangi ketegangan. PJ rombel kami, Chory mengajak mereka untuk melakukan “Tepuk Poncol 5” kreasinya. Simpel sih, tapi pas akhirnya ada goyang dikit, dan itu yang diingat anak-anak sampai acara berakhir. Ice breaking kedua juga tidak kalah hebohnya, bahkan Bapak Ibu Guru juga ikut serta. Senam Gemufamire membuat kami bergerak riang ke kiri ke kanan.

Selesai ice breaking, para siswa masuk kelas dan dibagi menjadi 2 kelas. Kelas 1,2, dan 3 berkumpul menjadi 1, berjumlah total 11 siswa. Sedangkan kelas 4 bersama dengan kelas 5 dan 6 dengan jumlah total hanya 10 siswa. Kehebohan selanjutnya, kami mengajak para siswa untuk menggunakan mahkota dari kertas warna warni yang sudah kami siapkan sebelumnya. Serasa jadi pangeran dan putri ala-ala gitu deh. Semua siswa wajib menggunakan mahkota tersebut sampai kegiatan selesai.


Selanjutnya, relawan pengajar harus bisa membuat kedua kelompok yang hanya terdiri dari 10-11 tersebut menjadi heboh. Aaaaaakkkk berkali-kali ikut Kelas Inspirasi pun rasanya memang tidak mudah menguasai kelas. Giliran pertama, saya kebagian mengajar di kelas 4-6. Aaaaaakkkk berkali-kali ikut Kelas Inspirasi pun rasanya memang tidak mudah menguasai kelas. Karena menjelaskan pekerjaan saya sebagai seorang business analyst (nama jabatan saya berubah sejak September 2015, padahal saya masih #damnproudtoberesearcher) itu tidak mudah, maka saya mengajak mereka untuk bermain mengasah ketelitian sebagai salah satu keahlian seorang analis. Permainan pertama, bermain puzzle. Untuk siswa kelas 4-6 seperti mereka, permainan ini bukan sesuatu yang menyulitkan.


Permainan kedua, saya ajak mereka untuk meneliti lebih jauh tentang lingkungan sekolah. Saya beri mereka tugas untuk menghitung dan mengamati jumlah sepeda motor serta jumlah pintu dan jendela yang ada di sekolah. Di akhir sesi, saya minta mereka untuk menulis cita-cita masing-masing dan acara televisi yang sering ditonton. Kalau masalah cita-cita, ternyata cita-cita mereka cukup bervariasi, mulai dari guru, TNI-AD, dokter, pilot, polisi bahkan sampai jadi pengusaha. Yang cukup mencengangkan adalah acara televisi yang sering ditonton adalah sinetron “Anak Jalanan”. Boy oh boy.. Duhhh..

Yang menarik dari kelas 4-6, terutama untuk siswa perempuannya, saya menemukan beberapa siswa perempuan yang mengepang rambutnya kecil-kecil. Sepertinya mirip saya sewaktu SD. Mungkin beberapa teman-teman perempuan lain di era 90-an juga pernah mengalami masa di mana saling berusaha untuk menampilkan dandanan rambut terbaik dengan berbagai model kuncir ataupun kepang-kepang kecil. Jadi inget juga pas masih kecil sering gangguin Ibuk pagi-pagi cuma buat minta kuncir atau kepang yang cantik.

Bagaimana dengan kelas 1-3, ternyata kelas ini lebih rame dibanding kakak-kakak kelasnya. Mungkin karena kelas 4-5 pada jaim ya, jadi sepertinya kelas 1-3 ini yang lebih rame. Kalau main puzzle, pasti kelas 1-3 ini lebih heboh. Mulai heboh kompetisi sampai saling intipnya. Pas nulis cita-cita dan acara televisi favorit juga sama hebohnya. Kalau di kelas 1-3 ini, cita-citanya antara lain dokter, TNI, polisi, guru dan pilot. Ada satu anak yang cita-citanya cukup aneh “Sopir Fuso”, namanya Gading. Ketika saya tanya ke Gading, ternyata cita-cita detailnya ingin punya 1 buah truk fuso, 1 buah bego (eskavator, red) dan 4 buah dump truck. Kalau ngomongin acara televisi, tetaplah ya Boy dan Reva juaranya.

Selama mengajar ternyata beberapa guru antusias untuk mengikuti kegiatan mengajar relawan pengajar dan membantu mencairkan suasana ketika siswa cenderung diam. Beberapa guru bahkan sempat mengambil gambar ketika kami mengajar. Keren dan salut..Melanjutkan kehebohan, setelah semua relawan pengajar menunaikan tugasnya, masing-masing siswa diberi pensil yang diberi hiasan kertas berbentuk bintang ala-ala tongkat peri. Jadilah mereka pangeran dan putri peri dari Kerajaan Poncol 5. Sebagai kenang-kenangan, kami pun memberi mereka stiker bergambar siswa SD dengan isian nama dan cita-cita di bawahnya. Stiker tersebut boleh dibawa pulang dan ditempelkan di rumah.

Udah gitu aja? Enggak donk, masih ada kehebohan lagi. Sebagai penutupan dan tambahan kenang-kenangan untuk sekolah, kami mengajak siswa untuk melakukan cap tangan ke kain kanvas dengan menggunakan finger paint yang sudah kami siapkan. Ini bagian cukup kritis, karena kalau ceroboh bisa-bisa warna cat bisa menempel ke mana-mana termasuk ke baju mereka. Pada sesi ini, saya bersama Mas Roby membantu mereka untuk meratakan tangan kiri mereka dengan cat dan kemudian menempelkannya ke kanvas. Syukurlah, tidak ada siswa yang terkena cipratan cat. Mereka juga harus menuliskan cita-cita dan nama mereka pada kanvas tersebut berdekatan dengan cap tangan mereka.

Acara Hari Inspirasi di SDN Poncol 5 kemudian ditutup dengan foto bersama siswa, guru dan relawan. Tidak lupa juga kami berikan sertifikat dari Kelas Inspirasi Magetan kepada sekolah. Dan yang penting juga foto close up relawan donk. Thanks to Mas Luqman dan Mas Daroji yang bikin foto close up-nya keren.

Pokoknya SDN Poncol 5 kerennn....

Neser Ike Cahyaningrum
Relawan Pengajar Kelas Inspirasi Magetan #3
Profesi : Business Analyst
Rombel 07 : SDN Poncol 5
Kec. Poncol Kab. Magetan
Previous
Next Post »

Kelas Inspirasi

Berhenti mengeluh tidaklah cukup.

Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup.

Semua orang dapat turut ambil bagian dalam gerakan ini.

Lakukan aksi nyata.

Sekarang.

(Indonesia Mengajar)