Menggambar Mimpi

Gara-gara GOGON! Ya semua gara-gara fotografer kenalan saya dulu waktu masih berkelana di kota Malang. Dialah yang sering pamer photo-photo Kelas Inspirasi (KI) hasil jepretan lensanya di sosial media, ngga cuma sekali, tapi banyak kali!!! Ah.. pamer yang ngga kira-kira ini, bikin panas dan meradang. Jiwa sosial saya yang tertimbun jauuuuuh di dalam hitamnya kulit ini seakan ingin teriak “Aku yo kepingin melu GOOOON!”

Dasar saya ndableg, ngga peduli masih sibuk akhirnya tetep tergoda ingin mencari informasi tentang KI ini. Program apa sih ini? Siapa yang buat dan di mana saja??? Dan ketika keluar hasil pencarian di mesin pencari Google saya jadi sumringah, ternyata KI ini ngga cuma di satu tempat, tetapi tersebar di seluruh negeri termasuk di Magetan kota kelahiran saya. Sambil mesam-mesem saya membathin “Tunggu aku anak-anak”.

Hari itupun tiba, saya nekad mendaftar Roadshow Kelas Insprasi Magetan (RKIM) dengan mengantongi ijin dari menteri perijinan (ibunya anak saya). Selang beberapa hari saya mendapat SMS kalau terpilih menjadi relawan pengajar. Dan begitu terpilih saya senang sekaligus seneb. Senang karena ternyata profesi saya dianggap layak untuk diajarkan kepada masyarakat dan seneb karena bingung belum ada persiapan apa-apa. Padahal tinggal 3 hari lagi acaranya. Nah loh?

Bicara tentang profesi, setiap hari saya kerja sebagai freelance illustrator. Kerja dari rumah dengan sistem remote jarak jauh.

Trus kerjanya apa mas? Ya nggambar dong. Pasti gambar bangunan, arsitek? Bukan dong. Bikin gambar buat game yang mirip di Ding-dong.. dong. Nggambar aja bisa dapat duid? Ya dapat dong.Trus, mana ada orang yang rela keluar duid buat beli gambar? Gambar kan buat anak-anak mas?
Waini.. profesi saya memang cukup aneh dan unik di daerah Magetan dan sekitarnya karena ndak umum di masyarakat. Saya tiap hari tidak pernah keluar rumah untuk ngantor, terlihat santai, pakai kolor, kaos oblong yang kadang bolong, sandal jepit.. tapi dapat duid. Kalau orang sirik pasti mikirnya pelihara tuyul atau babi ngepet. Wew!

Klien saya memang kebanyakan berasal dari luar negeri karena disana profesi illustrator mendapat tempat tersendiri dan lebih dihargai. Jelas kami tidak pernah saling bertatap muka, ngobrolpun kebanyakan hanya melalui email. Mereka tidak pernah bertanya apa ijasah terakhir saya, karena mereka lebih mementingkan portfolio atau contoh hasil kerja saya. Padahal jelek-jelek gini saya pernah lulus kuliah Teknik Mesin Unibraw dengan menempuh waktu pendidikan 6,5 tahun. Kurang stengah tahun DO, mepet.. pet.

Ayo ayo dicoba. Jangan malu-malu

Lha trus sarjana teknik mesin kok nggambar buat game tho mas? Lha ya itu, karena saya senang melakukannya dan memang minat serta bakat saya mengarah ke pekerjaan ini. Asal saya tetap berusaha dan berdoa, untuk rizki biarlah diatur oleh yang Maha Kuasa. Inilah semangat yang ingin saya tanamkan ke adek-adek *sok bijaksana.. uhuk...*.

Singkat cerita di Hari Inspirasi, saya tiba di SDN Ngariboyo 4, tempat berlangsungnya RKIM. Sangking semangatnya saya kepagian, jam enam kurang seperempat pagi sudah parkir motor dan sempat kenalan dengan pak Darman penjaga sekolah. Membantu beliau menyiapkan sound system dan sedikit ngobrol dengan murid-murid rajin yang kebagian tugas piket harian. Ternyata mereka sudah tahu kalau hari ini ada KI dan sepertinya mereka juga senang seperti diriku dulu waktu SD, karena artinya hari ini ngga ada pelajaran!

Pintu gerbang sekolah
Sini Pak Darman, saya bantu
Setelah acara sambutan meriah yang diiringi dengan marching band oleh para siswa, sayapun masuk ke kelas 4. Anaknya sedikit pendiem, jadi sedikit mudah untuk memberi materi sesuai dengan usia mereka. Sangking diemnya, ketika disuruh mencoba Pen Tablet yang saya bawa mereka saling tunjuk. Malu untuk mencoba. Biasa, kelas pertama. Terpaksa saya yang tidak punya malu ini menggandeng tangan mereka untuk mencoba alat gambar digital tersebut. Sret.. sret... Pen digoreskan di papan tablet dan garis-garis gambar nan aduhai otomatis keluar di monitor laptop yang saya bawa. Merekapun tersenyum.. masih malu.

Berbeda lagi dengan kelas 3, jumlah mereka lebih banyak hampir dua kali lipat dari kelas 4. Mereka antusias ruuuarrr biasa! Ada anak yang sering maju ke depan kelas mendekati saya karena rasa ingin tahunya. Hal ini mengganggu temannya yang lain dan saya ada cara jitu supaya mereka tertib. Kebetulan saya bawa kertas untuk menggambar, jadi siapa yang ngga duduk ngga kebagian kertas gambar. Dan sukses merekapun duduk dan rapi semua hehe. Di kertas tersebut ada lingkaran dan adek-adek tersebut harus membuat gambar dengan lingkaran itu. Gambar apa aja bebas. Ada yang masih bingung mau bikin gambar apa, namun tak sedikit pula yang kelihatan sudah langsung mengayunkan pensil mereka. Ada yang menggambar bunga, planet bercincin, kupu-kupu dan angry bird. Untuk angry bird ini mereka mencontoh gambar saya di papan tulis. Untung saja mereka ngga tahu kalau saya juga belajar menggambar angry bird semalaman, mencontoh dari gambar sticker di kulkas. Owalah ternyata.


Yang bikin terharu, ketika selesai mengajar di kelas mereka semua minta salim. Hiks... jadi terharu. Moga-moga kalian semua menjadi orang-orang yang sukses ya Le.. n’Duk *mewek*

Untuk kelas 2 dan kelas 1 saya beri sedikit permainan yang berbeda. Maju satu persatu menggambar bentuk di papan tulis sehingga dari bentuk-bentuk tersebut terciptalah sebuah kesatuan obyek yang bermakna dan fenomenal (halah!). Maju pertama ada yang membuat lingkaran. Berikutnya membuat mata. Berikutnya membuat mulut, mata, telinga, hidung, kaki dan jreng.. jreng!!! Jadilah karakter ala mereka. Secara tidak sadar mereka telah melakukan team work dalam penciptaan desain karakter. Dan ini terjadi secara spontan! Wah, adek-adek ini memang keren.


Karakter ciptaan siswa kelas 1
Pahlawan Bertopeng. Ciat!!!
Tak terasa sudah siang, waktunya acara penutupan. Ditandai dengan cap tangan di kain oleh para murid sebagai memento harapan dan pelepasan pesawat terbang kertas disertai tulisan cita-cita yang melambangkan keinginan yang tinggi. Rasa penat dan panas tidak begitu terasa tertutup dengan senyum anak-anak yang cerdas nan ceria. Sajian nasi pecel ikan wader favorit saya menambah kegembiraan saya hari itu. Jujur saya akui team relawan panitia dan fasilitator bekerja sangat solid tapi santai. Acara terkesan bebas tetapi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bapak dan ibu guru juga memberi ruang yang cukup bagi para relawan untuk menjalankan tugasnya masing-masing.

Terima kasih untuk semua pihak atas terselenggaranya acara ini. Sekali lagi salut untuk relawan panitia dengan prinsip independen-nya. Semoga kita semua mempunyai kesempatan untuk mengikuti KI berikutnya. 

Roni Yudha Ertanto
Relawan Pengajar 
Roadshow Kelas Inspirasi Magetan
SDN Ngariboyo 4
Profesi : Freelance Illustrator
Previous
Next Post »

Kelas Inspirasi

Berhenti mengeluh tidaklah cukup.

Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup.

Semua orang dapat turut ambil bagian dalam gerakan ini.

Lakukan aksi nyata.

Sekarang.

(Indonesia Mengajar)